Hai. Perkenalkan nama aku Rita, aku salah satu siswi dari SMK Negeri di Cibadak jurusan Budidaya Perikanan. Aku memiliki rambut panjang yang begitu cantik.
Setelah masa MOS selesai, aku dan teman-temanku dikumpulkan di lapang untuk pembagian kelas, lalu aku masuk ke dalam kelas bersama teman-teman baruku
"Kita perkenalan dulu ya" Ucap Bu Yenti, walikelas ku.
Bu Yenti pun mulai mengabsen nama-nama muridnya satu persatu, lalu mengacak tempat duduk supaya mereka bisa berbaur dengan teman-teman barunya. Aku satu bangku dengan Rima, mereka berkenalan dan berbincang-bincang.
*krrriiiiing...* menandakan sudah waktunya istirahat.
"Rima, ke kantin yuk" ucapku kepada Rima.
"Ayo" jawab Rima.
Aku dan Rima berjalan menuju kantin yang ramai tapi selama diperjalanan aku begitu canggung, akhirnya aku dan Rima tidak terlalu banyak berbicara, mungkin karena masih malu-malu dan belum terbiasa dengan teman baru. Setelah selesai jajan, aku dan Rima kembali ke kelas.
Sesampainya di kelas, teman-teman di kelas sibuk dengan handphone nya masing-masing, tidak banyak mereka yang ngobrol dengan teman barunya, termasuk aku.
*Krrriiiing...* menandakan waktu isirahat telah habis. Bu Yenti pun masuk ke kelas lagi untuk memperkenalkan pelajaran-pelajaran yang ada di program studi Budidaya Perikanan. Tidak lama Bu Yenti pun mengajak kami untuk berkunjung ke Laboratorium Perikanan. Kami semua diperkenalkan dengan guru-guru Perikanan, alat-alat tentang perikanan, kolam-kolam dan ruangan-ruangan yang ada di lab, termasuk dapur.
"Ih bau amis" tak sedikit murid-murid yang baru memasuki lab perikanan mengucapkan kata itu sambil menutup hidungnya.
*yaaa... namanya juga perikanan, masa sih bau roti* hehehe
Lalu kami mendapatkan praktik pertama, yaitu membersihkan kolam pembenihan. Disinilah kami mulai akrab satu sama lain dan mulai mengenal "Si Cantik".
Keesokan harinya hari ke 2 aku sekolah SMK.
Setelah sesampainya di kelas, bel masuk pun berbunyi dan pembelajaran pun dimulai.
"Kelas D1 ke lab sekarang" ucap a Ujang seorang teknisi jurusan yang selalu julid ke adik-adiknya. Lalu kami semua pergi ke lab untuk praktik, sesampainya di lab kami hanya duduk-duduk dan ngobrol karena belum ada arahan dari guru.
Aku dan Nema duduk di pojokan kolam jauh dari teman-temannya, katanya Nema itu bisa melihat makhluk yang tak kasat mata, mereka berdua terlihat asyik ngobrol dan ternyata obrolan mereka mengarah ke hal-hal mistis.
"Nem, aku mah pengen nyobain kesurupan"
"Mau bukan? Kalo mau aku bisa kok masukin ke diri kamu" ucap Nema untuk meyakinkan tekadku. Nema pun beranjak pergi menghampiri teman-temannya yang ada di depan.
Tidak lama dari perbincangan tadi, aku langsung tertawa sendiri di pojokan kolam, awalnya teman-teman mengira bahwa aku sedang telponan, tapi lama kelamaan tertawa aku itu semakin horor dan semakin menjadi, guru-guru pun menghampiri aku dan bertanya kepadaku untuk memastikan bahwa aku tidak apa-apa.
"Rita, kamu kenapa?" Tanya salah seorang guru kepadaku
Aku pun terus tertawa centil, guru-guru pun terus bertanya lagi kepadaku.
"Rita kenapa hey? Rita... Rita..."
Lalu mataku langsung melotot, murid-murid yang ada di Lab ketakutan, aku langsung dibawa ke kantor Lab, sedangkan murid-murid yang lain kecuali Nema menunggu di luar. Suara tertawa centil Rita masih terdengar.
"Rita ari maneh kunaon?" Celetuk A Ujang kepadaku
"Urang mah teu resep ka si Ujang, urang mah embung aya si Ujang didieu, kaluar maneh!" Ucap si Cantik yang ada pada diri aku
"Ih da barina urang ge teu resep ka maneh atuh". Selama beberapa menit terjadi perbincangan antara Si Cantik dan A Ujang di dalam kantor. Tidak lama, aku pun menangis karena dia sangat tidak mau kalau ada Ujang di dalam kantor itu.
"Naimahhhh..." aku pun memanggil Nema, karena aku merasa ada temanku yang bernama Naimah disini, tapi aku menunjuk kepada Nema.
Salah satu murid mencoba menghubungi orangtuanya berusaha memberi tahu bahwa Rita sedang kerasukan di sekolah. Beberapa menit kemudian, orangtua Rita datang ke sekolah dan bergegas menemui Rita.
"Bu... Rita kenapa?" Tanya mamah ku kepada Bu Yenti sambil menangis. Bu Yenti pun menjelaskan kronologinya. Setelah itu orangtuaku menemui aku, saat itu aku menjadi tenang sedikit dan merasa sudah baikan, aku ingin kembali ke kelasnya di lantai 2 tapi pada saat aku keluar dari lab, aku melepas kerudungku sambil menangis dan berjalan menuju lantai 2. Semua tatapan murid-murid tertuju padaku, teman-teman kelasku mengikutiku takut terjadi apa-apa, pada saat telah sampai di depan pintu kelas, aku tidak masuk ke dalam kelas melainkan aku terus berjalan sampai ujung dan hampir lompat dari lantai 2.
"Rita Rita Rita kelasnya kelewat, ayok balik lagi" ajak teman-temannya kepada Rita, tapi Rita tidak mendengarkannya.
"Urang resep ka si Rita, jadi si Rita kudu milu jeung Urang ayeuna" ucap si Cantik yang ada pada diriku dan sangat menyukai rambutku aku mengangkatkian kakiku ke tembok dan bersiap untuk meloncat, tapi aksiku gagal karena berhasil ditahan oleh orangtuanya, A Ujang dan Pak Taji. Rita dibawa masuk ke kelas dibacakan ayat-ayat alquran oleh orangtuanya tidak lama aku langsung kembali sadar walaupun belum sepenuhnya. Orangtuaku meminta izin kepada guru-guru untuk membawaku pulang cepat.
Aku pun langsung dibawa pulang, sesampainya di rumah aku kembali seperti tadi tertawa centil, orangtuaku bergegas mencari Pak Ustadz yang bisa mengobati aku.
*pak ustadz sudah mulai mengobati Rita dengan bacaan-bacaan ayat alquran dan terapi-terapi lainnya*
3 hari aku tidak masuk sekolah, lalu orangtuaku memberi kabar ke sekolah bahwa aku akan berhenti sekolah karena menurut Pak ustadz, aku tidak boleh menginjakan kaki di sekolah itu, melihat dan membayangkan nya pun tidak boleh. Aku merasa sangat sedih karena tidak sampai 1 bulan aku sekolah disana, tapi aku harus berpisah dengan teman-teman baruku.
Beberapa hari setelah kejadian itu, si cantik lab itu semakin sering mengganggu kepada murid-murid kelas 10. Setiap kali kita semua belajar di lab selalu saja ada aroma-aroma mistis, apalagi kalau pelajaran produktif itu bisa lewat dari jam 5 sore.
Komentar
Posting Komentar